Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Wajib Diketahui, Inilah Sejarah Token Listrik di Indonesia

Ketika diluncurkan pada tahun 2010 sistem listrik prabayar langsung disambut positif oleh masyarakat, namun sejarah token listrik ternyata tidak banyak yang mengetahuinya. Sebagai operator tunggal yang menyediakan energi listrik di Tanah Air, PT PLN (Persero) sudah melewati berbagai tahapan panjang sebelum listrik prabayar digunakan.

Sejarah token listrik


Seperti namanya, sistem listrik prabayar membuat pelanggan harus membayar atau membeli dulu energi listrik sebelum bisa digunakan. Selayaknya membeli pulsa untuk ponsel, begitulah listrik prabayar berjalan. Di mana pulsa untuk energi listrik dijual dalam bentuk token-token listrik dengan berbagai nominal.

Nantinya token listrik itu memiliki kode eksklusif yang hanya bisa digunakan untuk satu alat meteran digital saja. Kode stroom token itu Anda masukkan ke dalam alat meteran dan kemudian pulsa bakal masuk. Supaya makin mengetahui perkembangan listrik prabayar, yuk simak penjelasan sejarah token listrik berikut ini.

Jawa Barat Provinsi Pertama Gunakan Listrik Prabayar


Sekitar sembilan tahun lalu, PLN memang telah resmi mengenalkan sistem listrik prabayar. Hanya saja di awal-awal penerapannya, provinsi Jawa Barat dipilih sebagai daerah pengujian yang melibatkan sekitar 1.000 rumah tangga. Tepatnya, daerah utama untuk uji coba listrik prabayar itu adalah kota Bandung.

Kenapa Bandung yang dipilih? Karena Bandung mewakili 70% konsumen listrik di pulau Jawa. Fakta inilah yang membuat Bandung sangat penting dalam perkembangan sejarah token listrik. Saat sistem listrik prabayar diluncurkan, tujuan utama PLN adalah untuk memberikan kemudahan, agar pelanggan lebih hemat memakai listrik.

Dalam uji coba yang berlangsung selama tiga bulan itu, sambutan memang cukup positif diberikan oleh pelanggan. Baik pelanggan dan PLN sama-sama memperoleh keuntungan efisiensi energi listrik. Tak heran kalau akhirnya PLN meningkatkan target pelanggan menjadi 30% di seluruh Indonesia untuk menggunakan listrik prabayar.

Demi memaksimalkan penerapan listrik prabayar, PLN pun bekerjasama dengan bank Bukopin dan Pos Indonesia untuk menyediakan penjualan token listrik di awal program uji coba. Namun dalam perkembangan sejarah token listrik, kemudian ada empat bank yang terlibat, sehingga akhirnya token listrik bisa dibeli melalui ATM.

Tujuan Listrik Prabayar Untuk Kesejahteraan


Hampir satu dekade berjalan, listrik prabayar pun semakin luas digunakan oleh masyarakat Indonesia. Pusat-pusat pembelian token listrik pun jadi makin berkembang mulai di minimarket, toko-toko kelontong hingga aplikasi dompet digital dan marketplace. Nominal token listrik pun tersedia mulai Rp20 ribu - Rp500 ribu.

Tentunya dengan beragam nominal ini, pelanggan bisa membeli sesuai kebutuhan. Anda pun tak perlu khawatir dengan denda keterlambatan karena dalam listrik prabayar, hal itu tidak ada.

Tercatat dalam sejarah token listrik, Nusa Tenggara Barat (NTB) akhirnya menerima sistem listrik prabayar pada tahun 2012 yang menandakan sistem ini sudah digunakan secara nasional. Kini bagi pelanggan listrik baru, diberikan pilihan mau menggunakan sistem listrik prabayar atau pascabayar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan.

Memang jika dibandingkan listrik pascabayar, sistem prabayar dipandang lebih hemat, karena Anda bisa mengontrol dan mengetahui berapa banyak pulsa listrik yang terpakai. Dengan begitu, tujuan besar PLN untuk mengajarkan masyarakat Indonesia lebih bijak dalam efisiensi energi listrik bisa terwujud.

Hanya saja, semua itu bisa dilakukan asalkan masyarakat juga paham bagaimana cara menggunakan perangkat elektronik yang tepat. Dengan kesinambungan yang sesuai, maka tujuan besar pemerintah Indonesia bisa diwujudkan. Untuk itulah dengan memahami sejarah token listrik, Anda akan memiliki keinginan kuat menghemat penggunaan listrik.